Restoran Summer Pavilion – Bukan sekadar tempat makan. Ia adalah destinasi, sebuah pengalaman rasa yang diciptakan dengan begitu presisi dan artistik. Berada di dalam The Ritz-Carlton, Millenia Singapore, restoran ini sukses menciptakan ilusi: bahwa waktu melambat begitu Anda melangkah masuk. Aroma harum rempah, senyap ruangan yang eksklusif, dan sapaan hangat staf berbalut formalitas khas Asia Tenggara langsung menyergap begitu Anda duduk.
Interiornya elegan, mengusung gaya paviliun oriental yang di dominasi warna-warna kayu gelap dan marmer, serta ornamen Tiongkok klasik yang seolah menyulap ruangan jadi tempat persembunyian para bangsawan. Tapi jangan tertipu oleh keanggunannya. Di balik tampilannya yang bonus new member 100, dapur Summer Pavilion bekerja bagaikan mesin canggih penuh semangat juang.
Dim Sum Level Sultan
Dim sum di Summer Pavilion adalah bentuk penghinaan terhadap dim sum warung pinggir jalan. Bukan karena meremehkan, tapi karena kreasi yang di sajikan di sini jauh melampaui ekspektasi orang biasa terhadap “siomay dan kawan-kawan.” Misalnya saja, dumpling lobster dengan kaldu udang kering—rasanya intens, asin gurih yang menyentak lidah tanpa membuat enek. Satu gigitan saja, dan Anda tahu mengapa restoran ini menyabet satu bintang Michelin sejak 2016.
Setiap dim sum bukan hanya cantik secara visual, tapi punya struktur tekstur yang di pikirkan matang. Kulit tipis nyaris transparan, isian yang padat dan juicy, serta suhu penyajian yang tepat menjadikan satu suapan terasa seperti dialog elegan antara rasa dan suhu.
Menu Utama: Tradisi yang Dirombak Total
Jangan berharap menu standar dengan sajian bebek panggang biasa. Summer Pavilion menghancurkan pakem lama dan membangunnya kembali dengan presisi seorang maestro. Bebek panggangnya datang dengan kulit renyah emas mengilat dan daging yang juicy, di sajikan bersama saus plum slot mahjong yang di buat dari fermentasi buah lokal—bukan versi botolan supermarket.
Ada pula hidangan braised abalone yang di benamkan dalam saus kental buatan rumah. Rasa manis asin dari tiram kering, perpaduan rempah-rempah seperti kayu manis dan kapulaga yang samar, hingga lapisan kelezatan dari kaldu tulang babi yang dimasak berjam-jam membuat Anda lupa bahwa ini adalah salah satu bahan makanan termahal di dunia. Di tangan Summer Pavilion, makanan mewah bukan hanya tentang harga, tapi proses dan kejujuran rasa.
Layanan Kelas Dewa, Bukan Sekadar Pelayan
Di sini, pelayanan bukan basa-basi. Para staf tahu kapan harus menawarkan bantuan dan kapan harus menghilang. Mereka hafal menu luar kepala dan bahkan bisa merekomendasikan teh oolong langka yang cocok di padukan dengan setiap kursus makanan. Tidak ada wajah malas atau sapaan setengah hati. Ini adalah panggung teater pelayanan yang di jalankan oleh para profesional sejati.
Dan ya, bagi mereka yang memperhatikan detail, tatakan sumpit pun di ganti tiap sesi makan. Bahkan teh di sajikan dengan suhu air yang di ukur termometer. Semua di lakukan untuk menjaga harmoni—bukan hanya di lidah, tapi juga di hati pengunjung.
Reservasi Wajib, Harga Bukan Main-main
Summer Pavilion tidak untuk mereka yang iseng atau cari makan cepat. Reservasi harus di lakukan jauh hari, terutama jika ingin meja dekat jendela dengan pemandangan taman. Harga? Jangan berharap makan lengkap keluar di bawah SG$200 per orang. Tapi bagi mereka yang paham kualitas dan menghargai seni kuliner, itu bukan harga—itu investasi rasa.
Di dunia penuh restoran gimmick dan plating kosong makna, Summer Pavilion berdiri sebagai monumen rasa yang tidak basa-basi. Ini bukan tempat makan. Ini altar rasa, persembahan bagi mereka yang tahu bahwa makanan bukan sekadar pengisi perut, tapi jendela ke budaya, sejarah, dan seni yang di dewakan.